Friday 2 January 2015

Saudi Arabia, The Journey To The Centre of The Energy

Berkunjung ke Saudi Arabia, belum afdol kalo belum mengunjungi 2 kota ini : Madinah dan Makkah. Beda kota, beda banget kesan yang ditinggalkan oleh masing-masing kota. So take a deep breath, prepare for this long story.......
  • Madinah
Kota Madinah identik dengan Nabi Muhammad Rasulullah SWT. Di kota ini terdapat makam beliau yang terletak di kompleks Masjid Nabawi, maka sangat dianjurkan bagi kita untuk mengucap salam dan shalawat sesering mungkin pada saat kita berada di kota Madinah, saat kita hanya berjarak beberapa meter dari persinggahan beliau :) Alhamdulillah, selama sekitar 3 hari disana ga pernah kesulitan untuk pergi ke Masjid Nabawi saking dekatnya jarak hotel-masjid. 1 hal yang sangat aku nikmati selama berada di kota ini (dan di Makkah), disinilah kita benar-benar merasakan kerja/beraktivitas ditengah-tengah sholat, bukan sholat di tengah-tengah aktivitas. Hal yang sayangnya masih belum bisa dirasakan penuh selama disini, tapi gapapa insya Allah nantinya bisa dilakukan. Hanya masalah mindset dan kebiasaan :)

Meskipun udah pernah lihat Masjid Nabawi di internet atau tipi, liat live tetep aja bikin bengong. Apalagi waktu masuk kedalamnya, hal yang terlintas pertama : 
"ini masuk lewat manaa?" (pintu cewek cowok dibedain, jauh banget) 
"iki engkok nyasar piyeee?"
Bermentalkan bonek kita (me, mom and sisters) langsung belok kanan dari pintu masuk begitu ngeliat plang petunjuk pintu perempuan. Semakin lama jalan semakin nyadar, kok ngelawan arus? Ternyata kita salah jalan saudara-saudara, bukan semakin mendekati pintu perempuan malah semakin mendekati pintu laki-laki. Bubar jalan puter balik dan ngepotlah kita ke pintu yang sebenarnya.

Begitu masuk ke Masjid Nabawi, Subhanallah....kok pada berhenti di depan pintu? Pada ngelihatin apa, pikirku. Begitu kita masuk antrian, oh ternyata diperiksa satu-satu sama askar Masjid Nabawi.  
*Fyi, mereka sering ngomong dengan bahasa Indonesia buat negur kita loh. Jadi, jangan sampe keceplosan ngomel ya :P 
Untuk perempuan memang lebih ketat aturannya untuk masuk masjid ini ketimbang laki-laki yaitu kita dilarang untuk membawa ponsel berkamera. Ponsel kamera kalo ketahuan aja udah diusir keluar, gimana bawa kamera ya :| Berkebalikan sama laki-laki, mereka bebas aja gitu boleh bawa hape berkamera atau bahkan kamera apapun. Pernah lihat banyak yang bawa-bawa kamera pocket, tapi belom pernah lihat yang nenteng-nenteng DSLR sih (ya ngapain juga kali che -___-" ) Jadi yaa Hajjah, kalau mau ambil gambar di dalam Masjid Nabawi titip kamera ke mahrom nya aja yaa ;)

Banyak kejadian berkesan waktu di Masjid Nabawi, the ultimate one adalah saat giliran kita ke Raudhoh. Raudhoh adalah tempat yang paling mustajabah untuk berdo'a, apapun. Pada saat kelak hari kiamat, secuil tempat di Masjid Nabawi inilah yang nantinya akan diangkat ke surga. Ga heran kalo nama lain dari tempat ini adalah taman surga. Dari keutamaannya ini, siapa yang akhirnya ngga berlomba-lomba untuk bisa berdo'a dengan puas disini? Jama'ah laki-laki ngga punya batasan waktu untuk berkunjung ke Raudhoh dan melihat makam Rasulullah. But it's not that easy for us, women. Kunjungan perempuan ke Raudhoh dibatasi, dari waktu dhuha - jam 11 siang, dan dari ba'da Isya- jam 3 pagi. Itupun, harus berombongan atau dengan mahromnya. Kemudahan kalau kita ikut tour, pada sesi ini kita ditemani perwakilan tour dan dia kenal sama askar-askar Masjid Nabawi pleus hapal jadwal kapan kita bisa masuk Raudhoh. Pembagian grup untuk bisa masuk Raudhoh dibagi berdasarkan ras, Arab, India, Asia Tenggara dan Others. Ras Arab biasanya dipersilahkan masuk terlebih dahulu, baru Asia Tenggara , disusul India and Others. Pembagian ini bukan bermaksud rasis sih menurutku, justru untuk memudahkan askar "mengusir" grup mana yang sudah seharusnya keluar dari Raudhah karena sudah terlalu lama meng-occupied Raudhoh. Kenapa bisa gitu? Raudhoh itu luasnya ngga lebih dari sekitar 5 shaf dan per shafnya kira-kira bisa diisi 15an orang. Sedangkan yang mau mengisi tempat itu yang antri ribuan orang. Bisa dibayangkan persaingan yang terjadi? Dan yang bersaing adalah perempuan pula..... Kalau memang persaingan semakin chaos pada saat disini, dapat shaf manapun ga masalah. Langsung laksanakan shalat hajat dan shalat sunnah 2 rakaat dilanjut dengan do'a sepuasnya. Bisa dapet shaf pertama itu Alhamdulillah, but don't waste your time just to wait for that. Begitu injak karpet warna hijau, go! Bismillah, semoga bisa langsung khusyuk berdo'a di tengah riweuhnya sekitar, dan ga mengharap apa-apa selain ridho Allah plus sholawat bener-bener karena kita berada deket banget sama makam Rasul, bener-bener di hadapan hanya terhalang hijab tipis. Subhanallah...
 
Intinya, harus bener-bener memanfaatkan waktu yang singkat di Raudhoh karena kita ga akan pernah tau kapan bisa diusir sama askar-askar itu....... (.___.   )"
  • Makkah
Mekkah jadi persinggahan terakhir sebelum Jeddah pada perjalanan kali ini. Boleh dibilang disinilah puncaknya, puncak segala emosi dan keletihan fisik itu diuji. Bayangin aja setelah sekitar 5 jam menempuh perjalanan dari kota Madinah dengan sudah berpakaian ihrom komplit, sampe di Masjidil Harom sekitar jam 10 malam untuk melangsungkan thawaf, sai dan tahallul. Walaupun udah ngebayangin bakal gimana waktu ngelihat Ka'bah, tetep aja ngelihat sesuatu yang selama ini cuma bisa dilihat di sajadah bikin nangis dan lutut lemes seketika.

Talking about magic accident or else, pertama kali memang ga ambil pusing. Maunya dibawa santai dan nggak terlalu dipikirin mau behave kaya gimana asal ngga aneh-aneh aja. Tapi memang yang dasarnya kebiasaan, susah diubah.
Sesungguhnya puasa yang paling sulit dilakukan itu adalah puasa komentar

Itu salah satunya. Ustadz Munir sudah berkali-kali bilang sih waktu itu, jaga lisan jaga pikiran jaga batin terutama untuk Ibu-ibu. Sekecil apapun perbuatan yang kita lakukan di Tanah Harom, pasti langsung ada ganjarannya. Nyatanya, kadang kita lupa. Beberapa kali kejadian yang bikin istighfar berkali-kali disana. Pada kondisi itu bikin aku jadi merasa ada di titik rendah sebagai manusia. Serba salah, ngerasa ga bener, etc.

Astaghfirullahaladzim..

Memang bukan ngomongin jelek atau menjatuhkan sih, tapi gimanapun tetep aja malu. Alhamdulillah, Allah cuma ngasih sentilan sayang, bukan pukulan tajam :)

Ah, semoga bisa dapat kesempatan lagi untuk mengunjungi 2 kota ini. Tapi dalam kesempatan yang berbeda, pada musim haji. Amiin..... 


*This post was actually written on 7 Dec 2012

No comments:

Post a Comment