Berkunjung
ke Saudi Arabia, belum afdol kalo belum mengunjungi 2 kota ini :
Madinah dan Makkah. Beda kota, beda banget kesan yang
ditinggalkan oleh masing-masing kota. So take a deep breath, prepare for
this long story.......
- Madinah
Kota
Madinah identik dengan Nabi Muhammad Rasulullah SWT. Di kota ini
terdapat makam beliau yang terletak di kompleks Masjid Nabawi, maka
sangat dianjurkan bagi kita untuk mengucap salam dan shalawat sesering
mungkin pada saat kita berada di kota Madinah, saat kita hanya berjarak
beberapa meter dari persinggahan beliau :) Alhamdulillah, selama sekitar
3 hari disana ga pernah kesulitan untuk pergi ke Masjid Nabawi saking
dekatnya jarak hotel-masjid. 1 hal yang sangat aku nikmati selama berada
di kota ini (dan di Makkah), disinilah kita benar-benar merasakan
kerja/beraktivitas ditengah-tengah sholat, bukan sholat di tengah-tengah
aktivitas. Hal yang sayangnya masih belum bisa dirasakan penuh selama
disini, tapi gapapa insya Allah nantinya bisa dilakukan. Hanya masalah
mindset dan kebiasaan :)
Meskipun
udah pernah lihat Masjid Nabawi di internet atau tipi, liat live tetep
aja bikin bengong. Apalagi waktu masuk kedalamnya, hal yang terlintas
pertama :
"ini masuk lewat manaa?" (pintu cewek cowok dibedain, jauh banget)"iki engkok nyasar piyeee?"
Bermentalkan bonek kita (me, mom and
sisters) langsung belok kanan dari pintu masuk begitu ngeliat plang
petunjuk pintu perempuan. Semakin lama jalan semakin nyadar, kok
ngelawan arus? Ternyata kita salah jalan saudara-saudara, bukan semakin
mendekati pintu perempuan malah semakin mendekati pintu laki-laki. Bubar
jalan puter balik dan ngepotlah kita ke pintu yang sebenarnya.
Begitu
masuk ke Masjid Nabawi, Subhanallah....kok pada berhenti di depan
pintu? Pada ngelihatin apa, pikirku. Begitu kita masuk antrian, oh
ternyata diperiksa satu-satu sama askar Masjid Nabawi.
*Fyi, mereka sering ngomong dengan bahasa Indonesia buat negur kita loh. Jadi, jangan sampe keceplosan ngomel ya :P
Untuk perempuan memang lebih ketat aturannya untuk masuk masjid ini
ketimbang laki-laki yaitu kita dilarang untuk membawa ponsel berkamera.
Ponsel kamera kalo ketahuan aja udah diusir keluar, gimana bawa kamera
ya :| Berkebalikan sama laki-laki, mereka bebas aja gitu boleh bawa hape
berkamera atau bahkan kamera apapun. Pernah lihat banyak yang bawa-bawa
kamera pocket, tapi belom pernah lihat yang nenteng-nenteng DSLR sih
(ya ngapain juga kali che -___-" ) Jadi yaa Hajjah, kalau mau ambil
gambar di dalam Masjid Nabawi titip kamera ke mahrom nya aja yaa ;)
Banyak
kejadian berkesan waktu di Masjid Nabawi, the ultimate one adalah saat
giliran kita ke Raudhoh. Raudhoh adalah tempat yang paling mustajabah
untuk berdo'a, apapun. Pada saat kelak hari kiamat, secuil tempat di
Masjid Nabawi inilah yang nantinya akan diangkat ke surga. Ga heran kalo
nama lain dari tempat ini adalah taman surga. Dari keutamaannya ini,
siapa yang akhirnya ngga berlomba-lomba untuk bisa berdo'a dengan puas
disini? Jama'ah laki-laki ngga punya batasan waktu untuk berkunjung ke
Raudhoh dan melihat makam Rasulullah. But it's not that easy for us,
women. Kunjungan perempuan ke Raudhoh dibatasi, dari waktu dhuha - jam
11 siang, dan dari ba'da Isya- jam 3 pagi. Itupun, harus berombongan
atau dengan mahromnya. Kemudahan kalau kita ikut tour, pada sesi ini
kita ditemani perwakilan tour dan dia kenal sama askar-askar Masjid
Nabawi pleus hapal jadwal kapan kita bisa masuk Raudhoh. Pembagian grup
untuk bisa masuk Raudhoh dibagi berdasarkan ras, Arab, India, Asia
Tenggara dan Others. Ras Arab biasanya dipersilahkan masuk terlebih
dahulu, baru Asia Tenggara , disusul India and Others. Pembagian ini
bukan bermaksud rasis sih menurutku, justru untuk memudahkan askar
"mengusir" grup mana yang sudah seharusnya keluar dari Raudhah karena
sudah terlalu lama meng-occupied Raudhoh. Kenapa bisa gitu? Raudhoh itu
luasnya ngga lebih dari sekitar 5 shaf dan per shafnya kira-kira bisa
diisi 15an orang. Sedangkan yang mau mengisi tempat itu yang antri
ribuan orang. Bisa dibayangkan persaingan yang terjadi? Dan yang
bersaing adalah perempuan pula..... Kalau memang persaingan semakin
chaos pada saat disini, dapat shaf manapun ga masalah. Langsung
laksanakan shalat hajat dan shalat sunnah 2 rakaat dilanjut dengan do'a
sepuasnya. Bisa dapet shaf pertama itu Alhamdulillah, but don't waste
your time just to wait for that. Begitu injak karpet warna hijau, go!
Bismillah, semoga bisa langsung khusyuk berdo'a di tengah riweuhnya
sekitar, dan ga mengharap apa-apa selain ridho Allah plus sholawat
bener-bener karena kita berada deket banget sama makam Rasul,
bener-bener di hadapan hanya terhalang hijab tipis. Subhanallah...
Intinya, harus bener-bener memanfaatkan waktu yang singkat di Raudhoh
karena kita ga akan pernah tau kapan bisa diusir sama askar-askar
itu....... (.___. )"
- Makkah
Mekkah
jadi persinggahan terakhir sebelum Jeddah pada perjalanan kali ini.
Boleh dibilang disinilah puncaknya, puncak segala emosi dan keletihan
fisik itu diuji. Bayangin aja setelah sekitar 5 jam menempuh perjalanan
dari kota Madinah dengan sudah berpakaian ihrom komplit, sampe di
Masjidil Harom sekitar jam 10 malam untuk melangsungkan thawaf, sai dan
tahallul. Walaupun udah ngebayangin bakal gimana waktu ngelihat Ka'bah,
tetep aja ngelihat sesuatu yang selama ini cuma bisa dilihat di sajadah
bikin nangis dan lutut lemes seketika.
Talking
about magic accident or else, pertama kali memang ga ambil pusing.
Maunya dibawa santai dan nggak terlalu dipikirin mau behave kaya gimana
asal ngga aneh-aneh aja. Tapi memang yang dasarnya kebiasaan, susah
diubah.
Sesungguhnya puasa yang paling sulit dilakukan itu adalah puasa komentar
Itu
salah satunya. Ustadz Munir sudah berkali-kali bilang sih waktu itu,
jaga lisan jaga pikiran jaga batin terutama untuk Ibu-ibu. Sekecil
apapun perbuatan yang kita lakukan di Tanah Harom, pasti langsung ada
ganjarannya. Nyatanya, kadang kita lupa. Beberapa kali kejadian yang
bikin istighfar berkali-kali disana. Pada kondisi itu bikin aku jadi
merasa ada di titik rendah sebagai manusia. Serba salah, ngerasa ga
bener, etc.
Astaghfirullahaladzim..
Memang
bukan ngomongin jelek atau menjatuhkan sih, tapi gimanapun tetep aja
malu. Alhamdulillah, Allah cuma ngasih sentilan sayang, bukan pukulan
tajam :)
Ah, semoga bisa dapat kesempatan lagi untuk mengunjungi 2 kota ini. Tapi dalam kesempatan yang berbeda, pada musim haji. Amiin.....
*This post was actually written on 7 Dec 2012
No comments:
Post a Comment