Friday 2 January 2015

A Hidden Treasure in Lumajang

Lumajang.

Jika mendengar nama kota itu disebut apa yang pertama kali muncul di pikiran? Pisang yang gedenya naudzubillah. Iya itu sih yang muncul di pikiran. Semakin hopeless waktu teman kantor bilang kalau di Lumajang itu nggak ada apa-apa, angkutan umum susah dan nggak ada taksi. Ini kota di Indonesia apa setting film I Am Legend sih? Berhubung kemarin ke Lumajang untuk menghadiri acara nikahan, akhirnya nggak berharap apa-apa selain menghadiri nikahan dan buru-buru cabut ke Surabaya lagi. Transportasi umum yang biasa digunakan untuk pergi ke Lumajang dari Surabaya yang nyaman adalah travel. Jika tidak punya banyak waktu seperti saya waktu itu, bis kota bisa menjadi pilihan. 

Tips dari teman yang penduduk asli Lumajang, naik bis patas dari Terminal Purabaya (Bungurasih) ke jurusan Probolinggo. Dari terminal Probolinggo lanjut naik bis ekonomi ke arah Jember. Kenapa nggak langsung aja dari Purabaya ke jurusan Jember? Lebih mahal tarifnya karena langsung dipatok full biaya sampai Jember. Ini tips berguna banget buat yang lagi bokek berat macam saya kemarin XD Turun di Terminal Wonorejo namanya, hanya tersedia beberapa angkot yang sedang menunggu penumpang serta beberapa becak dan kendaraan L300. Bersyukur saya yang waktu itu berdua dengan teman punya kenalan disana yang menjemput dan bersedia mengantar kami kemanapun. Alhamdulillah! 

Berawal tentang obrolan betapa sulitnya mencari penginapan waktu itu, akhirnya tiba pada satu kesimpulan bahwa Lumajang sedang ramai dikunjungi karena ada acara Kuningan. Wah, ada objek foto nih! Akhirnya kami sepakati hari Minggu besoknya untuk berkunjung ke Pura Mandhara di Senduro, Lumajang.
Dari tempat penginapan kami di daerah Sukodono, perjalanan ke Pura Mandhara dapat ditempuh sekitar 30 menit dengan jarak sekitar 15-20 km. Daerah Senduro ini termasuk dataran tinggi di daerah Lumajang, alhasil hawanya lebih sejuk daripada daerah tempat menginap kami yang padahal kalau malam dinginnya menggigit :-s Selain kendaraan pribadi, pura Mandhara ini hanya bisa diakses dengan kendaraan L300. Begitu sampai di Pura, ternyata sudah sepi karena acara Kuningan berlangsung hari Sabtu kemarin. Yah, baiklah, kita coba explore bagian dalamnya aja deh ya..



Gasp. Never thought that I'm gonna get such a wonderful view from the top of Lumajang! Perpaduan antara langit cerah, sisa-sisa acara Kuningan dan bentuk bangunan jadi kesatuan yang bikin senyum-senyum sendiri. Subhanallah :) Mohon maaf gambarnya bokeh ya, percobaan pertama pake wide-lens dan saya belum paham bagaimana setting-settingnya :lol: Seharusnya bisa lebih bagus dari ini, better luck next time deh :D


 

Jadi, siapa bilang di Lumajang nggak ada apa-apanya? :D

Sepertinya ungkapan don't judge a book by it's cover kejadian deh ya, semacam kita ngga akan pernah tau apa yang akan kita dapat kalau kita nggak benar-benar mencari tahu lebih dalam. Mungkin sama kaya potensi diri kita sendiri, seseorang yang berpikir bahwa dia nggak bakat/nggak ahli apa-apa sebenarnya punya sesuatu yang berharga yang belum ia temukan sendiri. Coba bertanya lebih dalam ke diri kita sendiri, sudahkah kita menemukan potensi yang selama ini tersembunyi?

*This post is actually written on 12 Sept 2012

No comments:

Post a Comment